Inspirasi Ibrahim di Hari Iduladha: Sebuah Teladan Universal dari Masjid Cheng Hoo Jember

Rektor UIN Khas Jember saat sambutan di depan Wisudawan (Foto:Syakur)
Rektor UIN Khas Jember saat sambutan di depan Wisudawan (Foto:Syakur)

JEMBER – Dalam khutbah Iduladha di Masjid Muhammad Cheng Hoo, Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) KHAS Jember mengajak umat Islam merefleksikan kisah Nabi Ibrahim AS sebagai pelajaran hidup.

“Ibrahim bukan hanya nabi, tetapi teladan universal dalam pengorbanan, keberanian, dan ketaatan total kepada Allah,” ujar Rektor, menyentuh tema keteladanan yang relevan hingga kini.

Dalam khutbahnya, Rektor menekankan pentingnya merenungkan pertanyaan mendalam dari Al-Qur’an: ‘Fa ayna tadzhabun’—ke mana kita menuju? Segala jabatan, kekayaan, dan kekuasaan harus diarahkan untuk Allah.

Ia mengulas bagaimana Nabi Ibrahim, Siti Hajar, dan Ismail menjalani ujian berat di padang tandus Mekkah. “Keteguhan Hajar menunjukkan keimanan luar biasa, diiringi mukjizat Zamzam,” jelasnya.

Kisah penyembelihan Ismail, yang kemudian digantikan hewan kurban, menjadi simbol pengorbanan. “Ini bukan sekadar ritual, tetapi kesediaan memberikan yang terbaik untuk Allah,” tambah Rektor.

Dalam konteks modern, Rektor menggarisbawahi kebutuhan terhadap nilai-nilai Ibrahim. “Kita butuh pemimpin jujur, pendidik berdedikasi, dan masyarakat berintegritas,” serunya dengan tegas.

Ibadah haji dan Iduladha, menurutnya, menjadi momentum mengukur kecintaan kepada Allah. “Sejauh mana kehendak Allah mendahului ego pribadi kita?” tanyanya kepada para jamaah.

Khutbah tersebut juga menyoroti krisis moral dunia modern. “Nilai-nilai Ibrahim adalah oase spiritual di tengah hiruk-pikuk zaman yang penuh tantangan,” imbuhnya.

Rektor menyebut pengorbanan Ibrahim sebagai pedoman untuk membangun kehidupan. “Ridha Allah adalah tujuan utama, di situ terletak kemakmuran hakiki,” ungkapnya dengan penuh keyakinan.

Khutbah ini mengajak jamaah untuk memperbaharui komitmen kepada Allah. “Iduladha mengingatkan kita bahwa cinta sejati adalah cinta yang melebihi segalanya,” tuturnya.

Di akhir khutbah, Rektor menekankan pentingnya keteladanan dalam kehidupan. “Mari jadikan kisah Ibrahim pelita yang menuntun kita kembali kepada jalan Tuhan,” ajaknya.

Pesan ini menggema di Masjid Cheng Hoo, memberikan inspirasi kepada jamaah. Ibrahim, sekali lagi, menjadi simbol universal yang menuntun manusia ke arah hidup yang lebih bermakna.

Pos terkait