Jurnalbangsa.com, JEMBER – Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Kecamatan Pakusari, Jember, Jawa Timur, saat ini dinilai telah melebihi kapasitas daya tampung (Over Capacity).
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala UPT TPA Pakusari, RM Masbut, yang menyebut bahwa saat ini tempat pembuangan akhir tersebut menampung sekitar 7,1 juta ton sampah.
“Saat ini tumpukan sampah yang berada di TPA Pakusari ini telah mencapai 7,1 juta ton dari yang seharusnya hanya 5 ribu ton saja. Artinya ini sudah jauh melampaui target kapasitasnya,” ujarnya pada wartawan, Rabu (24/01/2024).
Masbut mengatakan, sampah yang ditampung di TPA Pakusari ini berasal dari 17 kecamatan dan merupakan yang terbesar di Kabupaten Jember.
“Kalau mengelola sampah itu harus naik turun ke tumpukan sampah yang ada di zona aktif, dan itu harus pakai kendaraan, tidak bisa hanya dengan jalan kaki. Bahkan tumpukan itu harus kita urug,” jelasnya.
Tak berhenti sampai disitu, lanjut Masbut, tumpukan sampah yang kian hari semakin menggunung juga berpotensi longsor saat musim hujan.
“Tumpukan sampah ini setiap hari semakin menggunung dan sangat rawan longsor apabila musim hujan, jadi ini juga mengancam warga sekitar,” terangnya.
Ia melanjutkan, saat ini pihaknya telah melakukan berbagai upaya, salah satunya dengan membuat tumpukan sampah dengan bentuk terasering (sengkedan) agar meminimalisir terjadinya longsor.
“Selain itu, penambahan armada kendaraan untuk mengakomodir sampah juga terus kita usahakan setiap tahunnya,” beber Masbut.
Masbut juga berujar, peran pemulung dalam mengurangi jumlah tumpukan sampah di TPA Pakusari juga sangat penting.
”Disini ada sekitar 184 pemulung yang bekerja memilah sampah setiap harinya. Bahkan, berkat mereka, sampah disini bisa berkurang secara signifikan,” paparnya.
“Jadi mereka ini memilah sampah yang layak untuk dirupiahkan kembali seperti plastik, kardus dan kertas. Ini tentu sangat membantu kami,” lanjutnya.
Masbut juga berharap, TPA Pakusari dapat berumur panjang, sehingga pengelolaan sampah di Jember juga tidak memiliki dampak yang negatif pada masyarakat.
“Dengan luas sekitar 6,8 hektare, kami berharap pengelolaan sampah disini masih bisa berlangsung dengan baik. Dengan kondisi seperti ini, perluasan lahan sementara juga dibutuhkan,” pungkasnya.
(Penulis: Ambang)