JEMBER, Jurnalbangsa.com – Nasib tragis menimpa seorang wanita remaja yang diketahui bernama Windri Nur Fadila (18) asal Desa Jenggawah, Kecamatan Jenggawah, Jember, Jawa Timur yang harus meregang nyawa usai dirinya digorok oleh orang tak dikenal di tempat ia bekerja tepatnya di Malaysia.
Berdasarkan keterangan keluarga korban, Windri sendiri diketahui merupakan seorang buruh migran atau Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang nekat berangkat ke luar negeri untuk bekerja di Malaysia.
“Kalau komunikasi itu tetap, bahkan hampir setiap hari video call. Ya sekarang kondisi kami syok setelah mendengar kabar itu,” ujar Ninik, bini korban saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (30/01/2024).
Menurutnya, korban masih sempat berkomunikasi dengan keluarga sebelum ditemukan tewas bersimbah darah di tempatnya bekerja, Desa Mentari Blok V, Petaling Jaya, Selangor, Malaysia, Senin (29/01/2024) kemarin.
“Malam sebelum kejadian itu masih sempat video call sambil curhat-curhat gitu. Tapi Windri ini juga nggak pernah cerita dia ini punya masalah pribadi atau tidak saat di Malaysia,” terang Ninik.
Bahkan, lanjut Ninik, sebelum mengakhiri video call pada malam tersebut, korban sempat cerita jika ingin menggunakan pakaian berwarna putih saat bekerja.
“Bilang kalau besok mau pakai baju warna putih sambil tanya ke saya ‘ini bagus atau tidak’ gitu. Nggak tau itu firasat atau bagaimana, cuma memang itu yang dia sampaikan sebelum meninggal dunia,” jelasnya.
“Jadi kami sebagai keluarga tentu merasa sangat kehilangan, tapi kembali lagi, mungkin ini memang sudah takdir dari yang diatas,” sambungnya.
Ninik yang juga anggota Puskesos Dinsos Jember wilayah Jenggawah itu mengatakan, saat ini keluarga menyerahkan sepenuhnya kasus ini pada pihak terkait, sembari menunggu kepulangan jenazah korban ke rumah duka.
“Alhamdulillah, banyak bantuan-bantuan dari para kerabat bahkan KBRI yang ada di Malaysia, dan kita hanya tinggal menunggu kepulangan jenazah almarhumah saja. Semoga pelakunya juga lekas tertangkap,” paparnya.
Sementara itu, Camat Jenggawah, Endro Lukito membenarkan, terkait warganya yang meninggal saat berada di Malaysia untuk bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI).
“Terkait tindakan yang kami ambil, kami sudah berkoordinasi dengan Human Traffic Effort yang ada di Malaysia, ini semacam komunitas yang bergerak di bidang pemantauan perdagangan manusia,” jelasnya.
Ia melanjutkan, terkait proses hukum, pihaknya menyerahkan sepenuhnya pada unit terkait yang ada di Malaysia.
Selain itu, Endro menerangkan berdasarkan informasi yang telah dihimpun, ia mengatakan jika korban ini berangkat menjadi PMI di Malaysia tidak menggunakan jalur yang resmi dari pemerintahan.
“Si korban ini berangkat atas inisiatif sendiri, kami tadi telah mengikuti assessment yang digelar dengan Disnaker dan memang tidak ada catatan pemberangkatan resmi yang legal. Jadi yang bersangkutan ini disinyalir atau diduga berangkat lewat jalur tidak resmi,” jabarnya.
Menurut informasi yang ia terima, Endro menjelaskan jika korban ini telah menjadi PMI selama 10 bulan di Malaysia dan paspor yang digunakan adalah paspor kunjung.
“Kabarnya disana memang ada kerabat korban, jadi korban ini tinggal disana dan bekerja bukan menggunakan paspor untuk bekerja melainkan paspor kunjung,” tuturnya.
“Sebelumnya, korban juga tidak pernah menyinggung kalau dirinya punya permasalahan atau tidak disana, jadi menurut informasi, memang yang diduga membunuh korban ini adalah orang tak dikenal,” tutupnya.
Hingga berita ini ditayangkan, masih belum ada kejelasan terkait kapan jenazah korban akan dipulangkan ke tanah air. Namun, pihak keluarga masih terus menekan agar jenazah dapat segera dipulangkan.