Rektor PTN Jawa Timur Gagas Inovasi Pendanaan Alternatif di Universitas Jember

JEMBER – Dua belas pimpinan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) Jawa Timur berkumpul di Universitas Jember pada 31 Juli 2024. Pertemuan ini, bagian dari Paguyuban Rektor PTN se-Jawa Timur, difokuskan untuk membahas strategi meningkatkan pendapatan di luar Uang Kuliah Tunggal (UKT).

Ketua paguyuban, Prof. Nurhasaan, Rektor Universitas Negeri Surabaya, mengungkapkan urgensi diversifikasi pendanaan. “PTN perlu berinovasi agar tidak terus bergantung pada UKT. Ini adalah tantangan sekaligus peluang,” ujarnya dalam pembukaan acara.

Dalam diskusi tersebut, Universitas Airlangga (Unair), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), dan Universitas Brawijaya (UB) membagikan pendekatan mereka. Ketiganya menyoroti pentingnya memanfaatkan keunggulan institusi untuk menambah pemasukan.

Wakil Rektor II Unair, Prof. Muhammad Madyan, menjelaskan bahwa layanan kesehatan menjadi tulang punggung pendapatan institusi. “Rumah sakit dan perusahaan kesehatan kami menyumbang 65% dari pemasukan non-UKT,” jelasnya.

Universitas Airlangga memanfaatkan keberadaan rumah sakit pendidikan sebagai bagian dari pengembangan institusi. Langkah ini menunjukkan potensi sektor kesehatan sebagai sumber pendapatan jangka panjang.

Sementara itu, ITS berfokus pada inovasi teknologi yang terhubung dengan dunia usaha dan industri. “Kami menciptakan produk seperti lampu tambak udang dan stadion sepak bola, kemudian menjalin kerja sama dengan mitra industri,” ujar Bambang Pramujati, Rektor ITS.

Pendekatan ini menunjukkan bahwa inovasi berbasis riset tidak hanya mendorong prestasi akademik tetapi juga membuka peluang pendanaan mandiri.

Wakil Rektor IV UB, Andi Kurniawan, menekankan pentingnya mengenali keunggulan komparatif institusi. “Bisnis yang dipilih harus sesuai dengan keunggulan kampus, agar hasilnya maksimal,” katanya. Profesionalisme juga dinilai penting dalam pengelolaan bisnis institusi.

Prof. Arif Nur Afandi, Wakil Rektor IV Universitas Negeri Malang, mengajukan gagasan kolaborasi antar-PTN. “Gotong royong adalah kunci agar semua PTN di Jawa Timur dapat tumbuh bersama,” tuturnya.

Saran ini mendapatkan dukungan penuh, dan Prof. Arif ditunjuk untuk memimpin inisiatif kerja sama bisnis antar-PTN sebagai langkah strategis bersama.

Rektor Universitas Jember menyampaikan penghargaan atas pertemuan ini. “Diskusi ini memperkuat solidaritas sekaligus membuka peluang inovasi,” katanya. Sebagai tuan rumah, Universitas Jember berharap inisiatif ini membawa manfaat besar bagi semua peserta.

Hasil pertemuan ini diharapkan menjadi masukan strategis bagi kebijakan pendidikan tinggi nasional. Dengan Jawa Timur sebagai barometer pendidikan Indonesia, langkah ini dinilai relevan dan tepat sasaran.

Paguyuban Rektor PTN se-Jawa Timur berkomitmen untuk terus menjalin sinergi, berbagi pengalaman, dan menjawab tantangan pendidikan di era modern.

Pos terkait