JEMBER – Pengurus organisasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Jember secara resmi mengirimkan surat protes kepada Ketua PWI Jawa Timur Lutfil Hakim.
Surat tersebut tertanggal 30 April 2024, dengan nomor 234/B.2/PWI.JR/IV/2024, ditandatangani oleh Ketua PWI Jember Sugeng Prayitno dan Sekretaris Bagus Supriadi.
Dalam surat tersebut, Pengurus PWI Jember meminta PWI Jatim untuk mendesak Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono meminta maaf secara terbuka atas perilakunya yang dinilai mencoreng marwah organisasi dalam acara malam puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2024 tingkat Jawa Timur yang digelar di Jember.
Permintaan maaf itu harus dilakukan maksimal 3 x 24 jam, terhitung sejak 30 April 2024. Jika tidak, maka Pengurus PWI Jember akan meminta PWI Jatim mencabut penghargaan yang telah diberikan kepada Pj Gubernur Jawa Timur.
Sebelumya diberikan, Pj Gubernur Jatim menghadiri kegiatan malam puncak peringatan HPN 2024 yang digelar di Kabupaten Jember, tepatnya di Hall 1 New Sari Utama, Minggu (28/4/2024).
Awalnya, kegiatan ini berjalan lancar, bahkan satu persatu Ketua PWI Jatim, Ketua PWI Jember, dan Pj Gubernur Jatim menyampaikan sambutannya.
Namun di tengah perjalanan acara, Pj Gubernur Jatim langsung beranjak dari lokasi acara, padahal acara masih berlangsung dengan sesi pemberian penghargaan pada sejumlah tokoh Jember, selaku tuan rumah acara.
Setelah dia beranjak dari tempat duduk, rombongannya pun serentak ikut-ikutan meninggalkan acara, disusul kemudian Bupati Jember dan tamu undangan lainnya.
Sontak hal tersebut membuat ruangan seketika menjadi sepi, dan hanya menyisakan segelintir orang saja, itu pun hanya pengurus PWI Jember dan undangan lainnya.
Padahal, saat insiden ini terjadi, pengurus PWI Jember tengah menyerahkan anugerah penghargaan kepada sejumlah pejabat di Kabupaten Jember.
Ketua PWI Jember Sugeng Prayitno mengaku kecewa dengan tindakan PJ Gubernur Jawa Timur tersebut, sebab dinilai tidak menghargai kegiatan HPN yang digelar di Jember.
Salah satunya ketika pemberian Award dilakukan pada sejumlah pejabat Pemkab Jember dan beberapa tokoh, ia langsung pergi begitu saja.
Tindakan ini diikuti oleh para pejabat lain yang hadir. Akhirnya, sesi acara pemberian penghargaan ini ditinggal oleh banyak orang.
“Pj Gubernur Jawa Timur seperti tidak punya etika, acara puncak belum selesai langsung bubar begitu saja,” ujar Supra, sapaan akrab Ketua PWI Jember.
Ia mengaku panitia dari PWI Jember sudah menyusun acara secara profesional. Seperti permintaan acara dimulai jam 19.00 WIB. Namun Pj Gubernur Jawa Timur datang terlambat.
“Tindakan PJ Gubernur ini tidak punya etika dan tidak menghargai panitia Jember, karena panitia di Jember juga memberikan penghargaan pada beberapa tokoh di Jember. Tapi dia seenaknya pulang hingga diikuti oleh undangan yang lain,” jelas dia.
Dia sangat menyesalkan tindakan itu, sebab panitia sudah menyampaikan pada penerima penghargaan tokoh di Jember ini disaksikan oleh pejabat Pemprov Jawa Timur, salah satunya Pj Gubernur Jawa Timur.
“Kami juga sudah menyampaikan pada penerima award itu bahwa penghargaan itu disaksikan oleh Pj Gubernur Jatim, kita dipermalukan dengan kejadian ini,” tegas Supra.
Seharusnya, kata Dia, jika Pj Gubernur Jawa Timur ada acara mendesak, bisa koordinasi dengan panitia karena bisa menyesuaikan waktunya.
“Jangan mentang-mentang jadi pejabat, lalu menyepelekan orang lain. Ingat, pejabat itu dibayar oleh rakyat, jadi selayaknya harus melayani 24 jam,” pungkasnya.