JEMBER – Semangat moderasi beragama kembali digaungkan Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember melalui Sarasehan Ulama dan Akademisi, Rabu (5/11/2025).
Kegiatan bertema “Menalar Moderasi Beragama di Tengah Dinamika Global” ini menjadi ruang pertemuan antara ulama, akademisi, dan mahasiswa untuk memperkuat arah keislaman yang sejuk dan kontekstual.
Rektor UIN KHAS Jember, Prof. Dr. H. Hepni, menekankan pentingnya membangun generasi Islam yang tangguh dan berintegritas di tengah tantangan global yang semakin kompleks.
Ia memperkenalkan tiga tipologi mahasiswa ideal: Robbi Rodiya, Qowiyyul Amin, dan Ulul Albab tiga karakter yang mencerminkan keseimbangan spiritual, moral, dan intelektual.
“Robbi Rodiya hidup dalam ridha Allah, Qowiyyul Amin kuat dan amanah, sedangkan Ulul Albab adalah ilmuwan yang berpikir mendalam dan bijak,” terang Prof. Hepni.
Menurutnya, moderasi beragama bukan sekadar slogan, melainkan prinsip hidup untuk menegakkan harmoni antara iman dan kemanusiaan, serta menjaga keseimbangan dalam keberagaman.
“Moderasi bukan sikap lunak, tapi kekuatan moral yang meneguhkan jalan tengah Islam tidak ekstrem dan tidak abai pada nilai kemanusiaan,” ujarnya.
Ia menegaskan, kebangkitan peradaban Islam modern harus dibangun di atas empat pilar: akhlakul karimah, ilmu pengetahuan, ukhuwah Islamiyah, dan kedermawanan sosial.
Nilai-nilai itu, katanya, menjadi landasan karakter mahasiswa UIN KHAS yang diharapkan mampu menjadi cahaya kebaikan bagi masyarakat dan dunia.
“Dengan moral kuat, ilmu luas, dan semangat kebersamaan, mahasiswa akan menjadi pilar peradaban Islam yang membawa rahmat bagi semesta,” katanya.
Peserta sarasehan menyambut hangat gagasan itu. Mereka menilai visi tersebut relevan dengan tantangan era global yang sering mengikis nilai spiritual dan kemanusiaan.
“Di tengah derasnya globalisasi, kita harus jadi pembawa cahaya, bukan sekadar penonton. Moderasi beragama adalah napas yang menyejukkan dunia,” pungkas Prof. Hepni.












