Jurnalbangsa.com, JEMBER – Puncak kegelisahan Pengurus Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) Jember berujung pada diskusi politik sambil nonton bareng (Nobar) debat Cawapres di Cafe Ergo, Sumbersari, Jumat (22/12/2023).
Dalam kegiatan bertajuk ”Bincang Diskusi: Pemilih Muda Cerdas Selamatkan Demoralisasi Demokrasi’ tersebut, peserta disuguhkan dengan materi hangat soal pergerakan politik di Indonesia yang disinyalir kerapkali mengabaikan nilai-nilai etika demi kepentingan suatu kelompok.
Lolosnya putra sulung Jokowi, Gibran, sebagai Cawapres RI mendampingi Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto, yang penuh dengan kemudahan meski usianya ditengarai belum memenuhi persyaratan dari segi usia, merupakan salah satu contoh indikasi cacat moral perpolitikan di Indonesia.
PC IMM menilai, meloloskan Gibran sebagai Cawapres merupakan bentuk kebijakan yang dianggap berkaitan erat dengan kolusi dan nepotisme yang dapat menumbuhkan politik dinasti Jokowi dan kroninya.
Namun karena semua itu telah terlanjur terjadi, maka salah satu upaya yang ditempuh PC IMM Jember untuk menghentikannya adalah dengan memberikan edukasi kepada masyarakat, agar benar-benar selektif dalam memilih Paslon baik tingkat Capres hingga Pemilu di tingkat bawah.
“Ke depan, kami akan terus mengedukasi masyarakat, mengadakan diskusi terbuka baik di kalangan internal maupun masyarakat umum. Ini supaya kita bisa menjalankan pemilihan yang bersih,” ucap Ketua PC IMM Jember, Dwi Noval Zakaria.
Di tempat yang sama, Kepala Bidang Hikmah PC IMM Jember, Ahmad Firdaus, mendesak pemerintah untuk menegakkan supremasi hukum yang sebenar-benarnya mulai dari pembentukan hukum yang aspiratif dan partisipatif yang di dalamnya berisi muatan pro rakyat bukan hanya oligarki.
“Kami menyerukan kepada masyarakat khususnya generasi muda untuk cerdas dan cermat dalam menganalisa informasi agar tidak terbodohi oleh tipu muslihat para politisi dan selektif dalam memilih pemimpin di negara ini agar tidak terbelenggu dalam politik dinasti,” pungkas Firdaus.