Lulusan Doktor UIN KHAS Jember Bakal Jadi Motor Baru Peningkatan Kualitas SDM Pesantren

Khofifah Indar Parawansa menghadiri ujian terbuka promosi doktor UIN KHAS Jember, Senin (20/1/2025). (Foto: Humas UIN KHAS Jember)
Khofifah Indar Parawansa menghadiri ujian terbuka promosi doktor UIN KHAS Jember, Senin (20/1/2025). (Foto: Humas UIN KHAS Jember)

Jember, jurnalbangsa.com – Tiga mahasiswa doktoral Universitas Islam Negeri KH Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember, penerima beasiswa Lembaga Pengembangan Pesantren dan Diniyah (LPPD) Jawa Timur, diharapkan menjadi motor penggerak dalam penguatan literasi keilmuan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) berbasis pesantren.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, hadir langsung dalam ujian terbuka disertasi yang digelar Senin (20/1/2025).

Dalam kesempatan tersebut, Khofifah mengapresiasi langkah LPPD yang konsisten mendukung pendidikan tinggi bagi santri dan alumni pesantren.

“Kami menyampaikan terima kasih bahwa mahasiswa S3 dari program LPPD ini telah mendapatkan proses pendidikan dan bimbingan yang sangat kualitatif dari UIN KHAS Jember,” ujar Khofifah.

Dia menambahkan bahwa program beasiswa ini merupakan langkah konkret dalam mempersiapkan Indonesia menyongsong era emas 2045.

“Gerbang baru Nusantara tentu perlu dialasi dengan SDM-SDM kualitatif, terutama di Jawa Timur, yang memiliki pesantren terbesar di Indonesia,” ujar Khofifah.

Pesantren sebagai Basis SDM Unggul

Jawa Timur merupakan provinsi dengan konsentrasi pesantren terbesar di Indonesia, dan Jember menjadi kabupaten dengan jumlah pesantren terbanyak.

Tercatat lebih dari 4.600 pesantren memiliki santri di atas seribu, dan 6.800 pesantren lainnya memiliki lebih dari 500 santri.

Melihat potensi besar ini, Khofifah menegaskan bahwa kualitas SDM pesantren harus terus ditingkatkan.

“Ini akan menjadi bagian kualitas SDM yang terus menyemai kehidupan yang makin kualitatif,” kata Khofifah.

Dia juga mengungkapkan bahwa program beasiswa program doktoral ini pertama kali dirintis pada masa Gubernur Pakde Karwo dan terus dilanjutkan hingga kini.

“Beasiswa ini mencakup jenjang pendidikan S1, S2, hingga S3, baik di dalam maupun luar negeri,” beber Khofifah.

Di tempat yang sama, Rektor UIN KHAS Jember, Profesor Hepni, mengungkapkan harapannya agar para doktor lulusan program ini dapat memberikan kontribusi besar kepada masyarakat.

Menurutnya, kehadiran para doktor ini tidak hanya memperkaya khazanah keilmuan secara teoritis, tetapi juga menghadirkan solusi nyata untuk berbagai persoalan di masyarakat.

“Beliau-beliau ini luar biasa dalam kesadaran literatif terhadap pengembangan keilmuan, baik teoritis maupun aplikatif. Dengan semakin banyak para doktor dengan konsep-konsep baru, ini juga akan bersinergi dengan pengembangan SDM kita,” ujar Profesor Hepni.

Ia menekankan bahwa perguruan tinggi, termasuk UIN KHAS Jember, tidak hanya berfungsi sebagai menara gading (tempat mengejar minat sendiri), tetapi juga menjadi pusat pengembangan solusi atas berbagai problematika masyarakat.

“Yang ditunggu dari perguruan tinggi itu adalah temuan-temuan baru, terutama solusi atas berbagai masalah yang dihadapi masyarakat,” tambahnya.

Ketua LPPD: Beasiswa untuk Mendukung Pesantren

Ketua LPPD Jawa Timur, Profesor Halim Soebahar, menjelaskan bahwa sejak diresmikan pada 2019, LPPD telah memberikan 5.682 beasiswa kepada berbagai jenjang pendidikan.

Program ini mencakup beasiswa S1 untuk 3.080 mahasiswa, S2 untuk 1.355 mahasiswa, dan S3 untuk 130 mahasiswa.

“Selain itu, program ini juga mendukung santri untuk studi di luar negeri,” ungkap Profesor Halim.

Sebanyak 123 santri telah mendapatkan beasiswa ke Al-Azhar Kairo Mesir, sementara 950 lainnya menjadi penerima program Marhalah Ula (M1) dan 45 penerima Marhalah Tsaniyah (M2).

“Kini kita mulai melihat hasil nyata dari program ini,” kata Profesor Halim.

Hingga Desember 2024, sebanyak 3.985 penerima beasiswa LPPD Jatim telah menyelesaikan studi mereka.

Profesor Halim menegaskan bahwa kehadiran para doktor lulusan program ini akan memperkuat pesantren dalam berbagai aspek, baik keilmuan maupun pemberdayaan masyarakat.

“Sepuluh lulusan program doktoral telah siap untuk mendukung pesantren,” pungkasnya.

Penulis: Zainul Hasan R
Editor: Supriadi

Pos terkait