Demi Visa Australia, Warga Blitar Rela ke Jember untuk War SDUWHV di Kafe Timeline

Jember, Jurnalbangsa.com – Di layar laptopnya, Alven Zafri Zamzam menatap penuh harap. Jari-jarinya menari cepat di atas keyboard, berpacu dengan waktu saat portal pendaftaran Surat Dukungan untuk Work and Holiday Visa (SDUWHV) ke Australia dibuka.

Bukan di Blitar tempat ia lahir dan tumbuh, melainkan di Kafe Timeline, Perum Rich Village Kabupaten Jember.

Demi kesempatan kerja dan liburan ke Negeri Kanguru, Alven menempuh perjalanan lebih dari 200 kilometer semata-mata untuk mencari internet tercepat.

“Saya sudah cari di banyak tempat, se-Jawa bahkan. Tapi yang punya internet dedicated dan stabil cuma di sini. Itu pun saya tahu dari teman yang asli Jember,” ujarnya, Rabu (15/10/2025).

Berburu Kecepatan, Berjuang Demi Mimpi

Bagi peserta war SDUWHV seperti Alven, koneksi internet bukan sekadar kebutuhan, melainkan penentu nasib. Proses pendaftaran dilakukan secara daring di situs imigrasi Australia yang sering kali padat dalam hitungan detik setelah dibuka.

Koneksi lambat bisa berarti kehilangan kesempatan setahun penuh. Itulah sebabnya Alven memilih datang ke Jember demi jaringan yang tak mengecewakan.

“Internetnya di sini kencang banget. Yang bikin susah malah web-nya imigrasi, bukan koneksinya. Saya sempat masuk server dalam tiga menit pertama,” ceritanya sambil tersenyum lega.

Namun, meski sempat hampir berhasil menyelesaikan seluruh proses, langkahnya terhenti di tahap akhir karena sistem mendeteksi saldo rekening tidak mencukupi.

“Padahal saldo saya aman, sekitar Rp60 juta sesuai syarat 5.000 dolar Australia. Tapi muncul notifikasi gagal,” jelasnya.

Meski gagal, ia tak patah semangat. Bagi Alven, pengalaman ini menjadi pelajaran berharga dan modal untuk mencoba lagi di tahun berikutnya.

“Dapat atau tidak, itu urusan rezeki. Yang penting sudah berusaha maksimal,” ujarnya mantap.

Kecepatan Internet Jadi Kunci Utama

Alven menegaskan, pengalaman gagal tahun lalu membuatnya lebih paham pentingnya koneksi cepat.

“Tahun lalu saya pakai internet 100 MB dan gagal. Sekarang saya belajar: koneksi dan perangkat harus kuat kalau mau menang di war SDUWHV,” tuturnya.

Baginya, kombinasi internet cepat dan perangkat mumpuni adalah kunci untuk bisa masuk server lebih dulu daripada ribuan peserta lain di seluruh Indonesia.

Kafe Timeline Jember, Rumah Bagi Para Pejuang Digital

Cerita Alven bukan satu-satunya. Tahun ini, 48 peserta SDUWHV dari berbagai daerah mulai dari Blitar, Tulungagung, Solo, Semarang, Lumajang, Surabaya, Pare, Banyuwangi, hingga Makassar berkumpul di Kafe Timeline Jember untuk mengikuti pendaftaran bersama.

“Yang dari Jember sendiri hanya beberapa orang. Mayoritas datang dari luar daerah,” ujar Antonius Ambar Widodo, pemilik Kafe Timeline.

Kafe yang berlokasi di Perumahan Rich Village, Kelurahan Gebang, Kecamatan Patrang, Jember ini menjadi pusat aktivitas digital baru. Dengan koneksi hingga 1 Gbps dedicated, Timeline menjadi satu-satunya kafe di Jember yang menjadikan internet sebagai menu utama.

“Kami menjual ‘menu internet’. Jadi bukan Wi-Fi gratis seperti di kafe lain. Internet adalah produk unggulan kami,” kata Antonius.

Paket yang ditawarkan pun beragam:

Wi-Fi umum: Rp25.000 per jam

Dedicated kabel (1 GB): Rp100.000 per jam

“Harga ini sebanding dengan kualitas. Pengguna tidak akan kecewa, baik untuk upload maupun download,” tambahnya.

Seluruh layanan internet di Timeline bekerja sama dengan Jatayu.id, penyedia jaringan yang menjamin kestabilan hingga 1 GB per detik tanpa gangguan.

Dari Jualan Air hingga Jadi Kafe Digital Pertama di Jember

Didirikan pada 2019, Kafe Timeline awalnya hanya menjual minuman dengan nama Bu Kadir (Bukan Sekadar Air). Namun, meningkatnya kebutuhan pelanggan terhadap koneksi cepat membuat Antonius berinovasi dengan konsep baru: “kafe digital.”

“Dulu fokusnya jual minuman. Sekarang internet justru jadi menu utama, sedangkan minuman pelengkap,” katanya sambil tersenyum.

Transformasi ini membuat Timeline dikenal luas oleh komunitas digital, mahasiswa, hingga peserta program internasional seperti SDUWHV.

Selain koneksi super cepat, Timeline menyediakan ruang kerja nyaman, colokan di setiap meja, dan suasana santai produktif yang mendukung siapa pun yang ingin bekerja, belajar, atau bersantai dengan efisien.

“Kami ingin Timeline jadi tempat bagi siapa pun yang butuh internet cepat—entah untuk kerja, kuliah, atau bersantai produktif,” tutup Antonius.

Tentang SDUWHV

Program Surat Dukungan untuk Work and Holiday Visa (SDUWHV) memberi kesempatan bagi warga negara Indonesia berusia 18 – 30 tahun untuk tinggal dan bekerja di Australia hingga tiga tahun. Kuota terbatas dan pendaftaran dilakukan secara daring, menjadikan kecepatan internet sebagai faktor krusial dalam perebutan kesempatan ini.

Pos terkait