Debu Jalanan dan Mata Kering: Risiko  Driver Online Tanpa Disadari

Jember, Jurnalbangsa.com – Siang itu, Ahmad Hanafi menerima permintaan untuk mengantar penumpang ke terminal Tawangalun di Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Ia bergerak begitu cepat untuk menjemput penumpang di Kawasan kampus Universitas Jember.

Setiba di lokasi, Hanafi langsung memberikan helm pada penumpang dan melaju ke terminal.

Pagi hingga siang, ia sudah mampu mengantar sekitar 9 penumpang ke berbagai tempat.

Bagi Hanafi, jalanan adalah kantor, dan waktu menunggu penumpang berarti harus terus berkeliling dari satu titik ke titik lain.

Namun di balik fleksibilitas pekerjaannya, ada risiko kesehatan yang kerap luput dari perhatian. Yaitu mata kering akibat paparan debu dan polusi.

Setiap hari, Hanafi yang sudah bekerja sebagai driver online selama 6 tahun menghabiskan waktu berjam-jam di jalan.

Debu, asap kendaraan, dan angin yang terus menerpa wajah menjadi “teman kerja” yang tak terpisahkan, terutama bagi pengemudi motor.

Kondisi ini membuat mata lebih cepat kering, perih, terasa mengganjal, bahkan memerah.

Hanafi mengaku sering harus mengucek mata saat menunggu order, meski sadar hal itu justru bisa memperparah iritasi.

“Mata sering perih dan panas, apalagi kalau lagi macet dan banyak debu. Kadang sampai berair sendiri,” ujar Hanafi Selasa (23/12/2024

Menurutnya, keluhan mata kering semakin terasa saat cuaca panas dan lalu lintas padat.

Secara medis, mata kering terjadi ketika produksi air mata tidak mencukupi atau kualitas air mata menurun sehingga tidak mampu melapisi permukaan mata dengan baik.

Paparan debu dan polusi dalam waktu lama dapat mempercepat penguapan air mata.

Ditambah lagi, angin yang menerpa wajah saat berkendara membuat mata semakin rentan kehilangan kelembapan alaminya.

Masalah ini tidak hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga bisa memengaruhi keselamatan berkendara.

Mata yang kering dan perih dapat menurunkan konsentrasi, membuat penglihatan menjadi kabur, dan memperlambat respons pengemudi di jalan.

Dalam jangka panjang, iritasi yang terus-menerus berpotensi menimbulkan peradangan pada permukaan mata.

Meski demikian, banyak driver online yang menganggap keluhan mata kering sebagai hal biasa dan memilih bertahan tanpa penanganan khusus.

Padahal, ada beberapa langkah sederhana yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko dan menjaga kesehatan mata.

Langkah paling dasar adalah menggunakan pelindung mata. Helm dengan visor tertutup atau kacamata khusus berkendara dapat membantu menghalangi debu dan angin langsung mengenai mata.

Pelindung ini menjadi penting terutama saat melintasi jalan berdebu atau kawasan dengan tingkat polusi tinggi.

Selain itu, menjaga kelembapan mata juga sangat dianjurkan. Penggunaan tetes mata yang berfungsi sebagai air mata buatan dapat membantu melembapkan permukaan mata.

Namun, penggunaannya perlu bijak dan sesuai anjuran, tidak berlebihan, serta memilih produk yang aman dan bebas iritan.

 Salah satu produk yang dipakai Hanafi adalah obat tetas manta Insto.

 INSTO, merek tetes mata dari Combiphar, melalui produk INSTO Dry Eyes meluncurkan kampanye “Bebas Mata SePeLe” untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang mata SEpet, PErih, LElah (SePeLe) yang merupakan gejala mata kering. 

“Sebagai pemimpin pasar kategori tetes mata yang telah dipercaya lebih dari 50 tahun di Indonesia, INSTO memiliki komitmen besar terhadap kesehatan mata masyarakat Indonesia. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang mata kering mendorong kami meluncurkan kampanye ‘Bebas Mata SePeLe’ untuk meningkatkan kesadaran akan gejala mata kering dan pentingnya penanganan mata kering sejak dini,” ungkap Weitarsa Hendarto, Direktur PT Combiphar.

Farah Feddia, GM Eye Care Combiphar menambahkan keseriusan INSTO dalam memahami literasi masyarakat terhadap mata kering kami wujudkan melalui berbagai riset dan survei yang dilakukan secara berkelanjutan.

Salah satu temuan kami menunjukkan bahwa 4 dari 10 orang mengalami mata kering, namun separuhnya tidak menyadari kondisinya.

“Fakta ini menegaskan pentingnya upaya edukasi yang lebih luas. Karena itu, melalui kampanye ‘Bebas Mata SePeLe’, INSTO melalui INSTO Dry Eyes hadir untuk meningkatkan kesadaran masyarakat sekaligus menghadirkan solusi yang sesuai kebutuhan, agar masyarakat Indonesia dapat menjaga kesehatan mata dan tetap produktif,” pungkas dia.

Pos terkait