JEMBER – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember mencatat, ada 86 kejadian bencana alam di wilayah setempat sepanjang 2023.
Data tersebut termaktub dalam Nota Pengantar Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Bupati 2023 yang dibacakan dalam sidang paripurna DPRD Jember.
Bupati Jember Hendy Siswanto mengatakan, puluhan kejadian bencana tersebut meliputi, abrasi, banjir, tanah longsor, puting beliung hingga kekeringan.
“12 kejadian bencana banjir, 1 bencana abrasi (Rob), 23 bencana tanah longsor, 23 bencana angin puting beliung, 47 kejadian kebakaran dan 14 bencana kekeringan yang tersebar di seluruh kecamatan,” ujarnya, Minggu (31/3/2024).
Menurutnya, pemerintah melalui BPBD Jember telah melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan bencana alam ataupun non alama, dengan memberikan penanggulangan bencana terhadap masyarakat terdampak.
“Dan memberikan bantuan kepala masyarakat terdampak bencana, berupa sembako, sandang dan bantuan material yang bersifat stimulan,” kata Hendy.
Hendy mengungkapkan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember terus berupaya melakukan mitigasi bencana. Bahkan membentuk Desa Tangguh Bencana (Tagana) serta memberikan pelatihan kepada relawan.
“Membuat rambu-rambu peringatan bencana di Kawasan yang memiliki potensi bencana, serta menyusun rencana kontijensi Kabupaten. Melaksanakan pelatihan dasar menajemen bencana bagi pelaku penanggulangan bencana, dan memberi pelatihan penanggulangan bencana kepada masyarakat,” katanya.
Dia juga mengatakan, Indeks Ketahanan Daerah (IKD) Kabupaten Jember tahun 2023, berada di angka 0,55 dengan daerah status sedang.
“Indeks Risiko Bencana (IRB) Kabupaten Jember 2023 sebesar 148, 78. Dengan katagori sedang. Nilai ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2022 yang tercatat sebesar 143,93, namun tetap dengan katagori yang sama, yaitu katagori sedang,” tutur Hendy.