Jurnalbangsa.com, JEMBER – ODGJ yang viral beberapa waktu lalu terkait perbuatan asusila dengan sesama ODGJ di Kecamatan Ambulu, Jember, Jawa Timur berhasil kabur dari lingkungan pondok sosial (Liposos) Dinsos Jember.
Menurut KUPT Liposos Dinsos Jember, Roni Efendi, ODGJ yang kabur merupakan pihak laki-laki bernama Sugeng yang sebelumnya telah diamankan pada Rabu, (24/01/2024) lalu.
“Kronologinya, pada Kamis sekitar pukul lima sore kemarin saat hendak diberi makan malam, petugas kami yang kebetulan wanita ini menghampiri ruangan klien dan pintu ruangannya memang wajib dibuka karena memang harus dikeluarkan dari ruang isolasi,” ujarnya, Jum’at (26/01/2024).
Namun, lanjut Roni, saat pintu dibuka itulah, klien tersebut berontak dan meronta-ronta, kemudian langsung mengambil kayu dan mengancam petugas wanita yang berjaga di ruang isolasi.
“Karena petugas kita itu memang jaga sendirian, kemudian karena klien kita berontak, si petugas ini merasa ketakutan, apalagi sampai diancam dengan kayu seperti itu, akhirnya dibiarkan pergi,” paparnya.
“Beruntung tidak sampai melukai petugas. Kemudian, tadi pagi, kami langsung berangkat ke Kecamatan Ambulu untuk melapor ke pihak kecamatan bahwa klien kita lepas dan akan segera mengambil tindakan untuk bisa kita amankan kembali,” imbuhnya.
Disamping itu, Roni juga mengatakan jika saat ini klien ODGJ wanita yang bernama Sri Handayani telah dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Radjiman Wediodiningrat, Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
“Sebenarnya kedua klien ini akan kita bawa ke RSJ Lawang, namun karena klien laki-laki lepas, maka hanya klien perempuan yang bisa kita rujuk kesana,” bebernya.
Beberapa waktu lalu, sempat beredar video viral pasangan ODGJ melakukan perbuatan asusila di tempat keramaian tepatnya di tepi jalan raya depan Alun-alun Kecamatan Ambulu.
Pihak Liposos Dinsos Jember sebelumnya telah mengamankan kedua ODGJ tersebut dan ditempatkan di ruang isolasi yang berada di Kantor UPT Liposos Jember Kecamatan Kaliwates.
Hingga kini, Pihak UPT Liposos masih terus melakukan penyisiran untuk mencari dan mengamankan kliennya yang kabur, dibantu oleh Tim Reaksi Cepat (TRC), relawan Tagana dan kalangan masyarakat umum.
