Jember – Muhammad Rizki Fahri Al Ayubi, mahasiswa Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember, mencatat prestasi luar biasa pada Rabu (9/10/2024).
Dinobatkan sebagai wisudawan tahfidz, Fahri berhasil menyelesaikan hafalan Al-Qur’an 30 juz. “Alhamdulillah, ini momen yang sangat berarti bagi saya. Semua berkat doa orang tua dan bimbingan para guru,” ungkapnya.
Perjalanan Fahri dalam menghafal Al-Qur’an tidaklah mudah. Dimulai sejak kecil, ia terus mengasah hafalannya meski harus membagi waktu sebagai mahasiswa aktif dan pekerja lepas.
“Sebagai mahasiswa, menjaga hafalan itu sulit. Tapi, dengan tekad kuat dan manajemen waktu yang baik, semuanya bisa dilalui,” jelas Fahri, yang dikenal rajin dan penuh semangat.
Mahasiswa asal Banyuwangi ini membagikan resep suksesnya. Ia selalu membaca Al-Qur’an minimal tiga juz per hari. “Hafalan akan kuat jika terus diulang, terutama dalam sholat,” tambahnya.
Fahri mengaku mendapat motivasi dari lingkungan yang mendukung di fakultasnya. “Kebanyakan teman di sini adalah penghafal Al-Qur’an. Atmosfer ini membuat saya semakin terpacu,” katanya.
Selain itu, Fahri juga terinspirasi oleh anak-anak muda yang sudah lebih dulu menyelesaikan hafalan Al-Qur’an. “Mereka menjadi pengingat bahwa usia muda adalah masa terbaik untuk berusaha,” ucapnya.
Ia berpesan kepada mahasiswa lain agar memanfaatkan waktu sebaik mungkin. “Waktu adalah anugerah. Jangan sia-siakan, karena kesempatan seperti ini tidak datang dua kali,” tegas Fahri.
Fahri menyebutkan bahwa ridho Allah SWT adalah tujuan utamanya. Ia yakin, menghafal Al-Qur’an akan menjadi investasi berharga untuk masa depan dunia dan akhirat.
“Pesan kiai saya, hafalan itu seperti Al-Fatihah—takkan lupa jika kita terus membaca dan mengamalkannya. Prinsip itu yang saya pegang,” ujar Fahri dengan senyum.
Prestasi Fahri menjadi teladan bagi mahasiswa UIN KHAS dan masyarakat luas. Kegigihannya membuktikan bahwa dedikasi tinggi dapat menghasilkan pencapaian luar biasa.
Momentum wisuda ini tidak hanya menjadi penutup perjalanan akademik Fahri, tetapi juga awal langkah baru dalam pengabdian sebagai hafiz dan anggota masyarakat yang inspiratif.