Baru Dilantik, Anggota KPPS di Jember Tewas Usai Lompat ke Dalam Sumur

BPBD Jember, Anggota Polsek Silo, dan warga mengevakuasi korban. (Foto: Ambang)
BPBD Jember, Anggota Polsek Silo, dan warga mengevakuasi korban. (Foto: Ambang)

Jurnalbangsa.com, JEMBER – Seorang pemuda bernama Muhammad Hafifi (28) warga Dusun Sukmoilang, Desa Pace, Kecamatan Silo, Jember, nekat mengakhiri hidupnya dengan cara melompat ke sumur yang berada dekat dengan rumahnya.

Hafifi sendiri, baru saja selesai dilantik sebagai anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Jember.

Kapolsek Sempolan, AKP M. Na’i saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon mengatakan, perbuatan tersebut nekat dilakukan oleh korban diduga karena depresi.

“Memang korban ini beberapa hari sebelum kejadian, sering melamun dan menyendiri, bahkan dia sempat berpesan kepada orang tua dan istrinya seolah-olah berpamitan akan pergi,” jelasnya, Kamis (25/01/2024).

Diketahui, lanjut Na’i, korban nekat melakukan aksi bunuh diri itu usai dirinya pulang dari kegiatan pelantikan sebagai anggota KPPS yang ditempatkan di Desa Pace.

“Jadi sebelum melakukan perbuatannya, korban ini sempat meminta izin untuk bertemu bapaknya yang sudah meninggal dunia di makamnya,” ungkapnya.

“Kalau menurut warga sekitar, bapak si korban ini sempat melakukan perbuatan yang serupa dengan korban (bunuh diri melompat ke sumur) beberapa tahun lalu,” tambahnya.

Na’i melanjutkan, sumur yang digunakan korban untuk mengakhiri hidupnya adalah sebuah sumur tua yang juga dekat dengan kediaman korban dan kuburan almarhum bapaknya.

“Usai dari makam bapaknya, korban ini tiba-tiba membuka penutup sumur dan dibuang begitu saja, tapi dicegah oleh salah satu saksi, tapi akhirnya korban nekat melompat ke dalam sumur,” bebernya.

Namun demikian, Na’i kembali menegaskan, korban nekat mengakhiri hidupnya, diduga kuat karena korban mengalami depresi yang dalam.

“Mungkin karena memiliki pikiran yang berlebih, bahkan diketahui, korban memiliki benjolan di kepalanya dan selalu mengeluh pusing setiap harinya,” ucapnya.

Terkait kejadian tersebut, Mapolsek Sempolan langsung sigap mengambil tindakan evakuasi dan jasad korban berhasil dievakuasi sekitar pukul 16.45 WIB.

Sementara, di akhir kalimatnya, Na’i mengatakan bahwa pihak keluarga korban enggan melakukan proses autopsi dibuktikan dengan surat pernyataan bermaterai.

Penulis: Ambang
Editor: Supriadi

Pos terkait